Sebagai makhluk Allah swt, kita memiliki kewajiban untuk senantiasa berbuat baik kepada sesama manusia. Bahkan tidak hanya itu saja, kepada tumbuhan dan hewan pun kita diperintahkan untuk berbuat baik. Sebagaimana hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim:
أخرج مسلم في كتاب الصيد والذبائح وما يؤكل من الحيوان 3615: حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ عَنْ أَبِي قِلَابَةَ عَنْ أَبِي الْأَشْعَثِ عَنْ شَدَّادِ بْنِ أَوْسٍ قَالَ ثِنْتَانِ حَفِظْتُهُمَا عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ
Rasulullah saw bersabda: Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat baik atas segala sesuatu. Jika kalian membunuh (dalam proses sanksi qishah), maka berbuatbaiklah (lakukan dengan baik) dalam cara membunuh dan jika kalian menyembelih, maka berbuatbaiklah dalam cara menyembelih, dan hendaklah salah seorang dari kalian menajamkan pisaunya dan menyenangkan sembelihannya.
Berdasarkan hadits tersebut, kemudian para ulama membuat pedoman
berupa adab menyembelih hewan dan khususnya menyembelih hewan kurban. Adapun
adab menyembelih hewan adalah:
Pertama, diutamakan yang
menyembelih adalah orang yang berkurban, namun jika orang tersebut tidak bisa
dan atau tidak mampu menyembelih, maka boleh mewakilkan kepada orang lain dan
ia ikut menyaksikan penyembelihan tersebut. Hal ini sebagaimana yang
dipraktikkan Nabi Muhammad saw ketika beliau berkurban:
أخرج البخاري في كتاب الأضاحى
5132: حَدَّثَنَا آدَمُ بْنُ أَبِي إِيَاسٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ حَدَّثَنَا
قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ قَالَ ضَحَّى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِكَبْشَيْنِ أَمْلَحَيْنِ فَرَأَيْتُهُ وَاضِعًا قَدَمَهُ عَلَى صِفَاحِهِمَا
يُسَمِّي وَيُكَبِّرُ فَذَبَحَهُمَا بِيَدِهِ
Kedua, menggunakan pisau paling tajam (diusahakan pisau khusus digunakan
hanya untuk menyembelih). Hal ini berdasarkan hadits riwayat Imam Muslim di
atas terkait berbuat baik ketika menyembelih.
Ketiga, tidak mengasah pisau di depan atau sekitar hewan yang akan
disembelih. Hal ini jarang diketahui oleh para tukang sembelih hewan. Saya
sendiri sering menjumpai banyak orang mengasah pisaunya di dekat hewan yang
akan disembelih. Sebab dengan mengasah pisau didepan hewan yang akan disembelih
akan membuat hewan tersebut ketakutan. Padahal ada hadits yang melarang hal
tersebut:
أخرج ابن ماجة في كتاب الذبائح
3163: حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ الرَّحْمَنِ ابْنُ أَخِي حُسَيْنٍ
الْجُعْفِيِّ حَدَّثَنَا مَرْوَانُ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا ابْنُ لَهِيعَةَ
حَدَّثَنِي قُرَّةُ بْنُ حَيْوَئِيلَ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ سَالِمِ بْنِ عَبْدِ
اللَّهِ بْنِ عُمَرَ عَنْ أَبِيهِ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ أَمَرَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِحَدِّ الشِّفَارِ وَأَنْ
تُوَارَى عَنْ الْبَهَائِمِ
“Rasulullah saw memerintahkan
untuk mengasah pisau, tanpa memperlihatkannya kepada hewan (yang akan
disembelih).”
عن ابن عباس رضي الله
عنهما قال : قام رسول الله صلى الله عليه وسلم على رجل واضع رجله على صفحة شاة وهو
يحد شفرته وهي تلحظ إليه ببصرها فقال : أفلا قبل أتريد أن تميتها
0 Komentar