Khutbah Jum'at: Kisah Nabi Ibrahim dan Seekor Katak

 



Ma’asyiral Muslimin Rokhimakumullah

Berikhtiar adalah wajib. Maka barangsiapa mau berikhtiar, ikhtiarnya akan dicatat sebagai ibadah. Jika ikhtiarnya membuahkan hasil, maka setidaknya ia akan mendapat 2 (dua) keuntungan.

Pertama, ia akan memperoleh pahala dari Allah SWT.

Kedua, ia akan mendapat keberhasilan atau manfaat dari apa yang telah ia usahakan. Tetapi jika ikhtiarnya belum berhasil, maka setidaknya ia akan mendapat satu pahala dari Allah SWT.

Berkenaan dengan hal ikhtiar tersebut, dalam Tafsir Al-Qurthubi terdapat kisah mengenai kisah Nabi Ibrahim dan seekor katak.

Dalam Tafsir tersebut dijelaskan bahwa, Katak tersebut tidak tahan melihat Nabi Ibrahim dibakar oleh Raja Namrud. Katak itu sadar ia tak bisa berbuat apa-apa, yang bisa ia lakukan hanyalah pergi ke tepi sungai dan menaruh air dalam mulutnya.

Katak tersebut melompat - lompat dari tepi sungai ke tempat Nabi Ibrahim hendak dibakar, lalu disemburkan air itu, hal tersebut dilakukan berkali - kali dengan tujuan agar api yang membakar Nabi Ibrahim padam.

Jamaah Jum'at rahimakumullah,

Jika dipikir dengan akal sehat, usaha tersebut tidak akan mampu memadamkan api, akan tetapi dengan usaha tersebut Allah melihat betapa besarnya cinta katak itu kepada Nabi Ibrahim. Allah melihat usaha dari hamba-Nya yang kecil itu.

Karena usahanya tersebut, Allah melarang membunuh katak sampai akhir zaman

Dari Abdurrazaaq rahimahullah dalam kitab Al-Mushannaf, Rasulullah SAW bersabda: 

“Berilah keamanan bagi katak (jangan dibunuh) karena sesungguhnya suaranya yang kalian dengar adalah tasbih, taqdis, dan takbir. Sesungguhnya hewan-hewan meminta izin kepada Tuhan-Nya untuk memadamkan api dari Nabi Ibrahim, maka diizinkanlah bagi katak. Kemudian api menimpanya maka Allah menggantikan untuknya panas api dengan air.” (HR. Anas bin Malik).

Hadirin jama’ah jum'at yang dirahmati Allah.

Satu Ikhtiar yang dilakukan oleh seekor katak yang berupa pertolongan kepada Nabi Ibrahim ternyata mendapatkan balasan yang amat luar biasa besar. Allah memuliakan katak tersebut sesuai dengan usaha kebaikannya dalam memadamkan api.

Sebagaimana Allah berfirman:
Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah, niscaya dia akan melihat (balasan)nya” QS. Al- Zalzalah : 7.

Saudara – saudaraku yang beriman,

Dari surat tersebut kita tahu bahwa suatu amal baik sekecil apapun akan tetap akan diperhitungkan. Melakukan amal kebaikan tidak harus dengan harta. Melakukan amal bisa dilakukan sesuai dengan kemampuan kita. Baginda Rasullah SAW bersabda :


“Barangsiapa yang memiliki harta, maka hendaknya ia bersedekah dengan hartanya. Dan barangsiapa yang memiliki ilmu, maka hendaknya ia bersedekah dengan ilmunya. Serta barangsiapa yang memiliki tenaga, maka hendaknya ia bersedekah dengan tenaganya.“ (Dari Anas bin Malik)

Ma’asyiral Muslimin Rokhimakumullah 

Melakukan amal kebaikan adalah sebuah perbuatan yang mulia. Kemuliaan akan terjaga manakala dilaksanakan murni atas dasar menjalankan perintah Allah semata. Amal yang diterima oleh Allah adalah Amal yang ikhlas.

Dalam hadist yang diriwayatkan Al-Bazar dari Adahak Rasulullah SAW bersabda:
"Hai manusia bertulus ikhlaslah kamu akan segenap amal yang dikerjakan karena sesungguhnya Allah tidak menerima sesuatu amalan, kecuali dikerjakan karena Allah semata-mata"

Semoga kita dijadikan seorang hamba yang mampu berbuat baik kepada siapa pun. Kita mampu untuk mengapresiasi suatu kebaikan apa pun bentuknya, baik besar maupun kecil. Kita tidak  pernah  merendahkan suatu kebaikan, atau  menganggapnya remeh. Namun kita termotivasi untuk mendukung kebaikan tersebut, bahkan memotivasi orang lain untuk berbuat baik.





(Devisi Dakwah SMK Islam Mbah Bolong)

Posting Komentar

0 Komentar

Slider Parnert

Subscribe Text

Penerimaan Peserta Didik Baru (ppdb)